Gambar Keluarga Besar Susilo Bambang Yudhoyono |
Jakarta- Sampai sekarang, saya termasuk orang yang tidak faham kesimpulan bahwa SBY sudah menghancurkan karir cemerlang anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono. Hanya karena SBY mencalonkan anaknya jadi Gubernur dan Agus mesti keluar dari militer.
Bila yang mengungkap hal ini politisi seperti Ruhut, saya anggap Ruhut memang sedang butuh berstatemen dengan menutupi realitas yang ada. Lalu bila Panglima TNI mengatakan bahwa dia sebetulnya memproyeksikan Agus sebagai Panglima TNI, menurut saya itu hanya basa-basi di depan publik dan terhadap orang tuanya Agus saja.
Setidaknya ada dua alasan kenapa kesimpulan diatas keliru. Alasan psikologis dan politis.
Secara psikologis, tidak ada orang tua yang ingin masa depan anaknya hancur. Kalaupun ada orang tua seperti itu, prosentase nya selalu kecil tidak dominan. Selalu bercirikan datang dari keluarga yang secara ekonomi marginal dan secara pendidikan tidak beruntung. Lagipula bila betul SBY seperti itu, apa istri nya akan diam?
Orang tua selalu berfikir sebaliknya. Dia selalu ingin anaknya melebihi dirinya atau minimal setara dirinya. Atau dalam hal lain, dia selalu ingin anaknya lah menjadi penerus apa yang sudah dia bangun. Kalau dia punya sekolah atau lembaga bisnis, maka dia pasti berharap anaknya lah yang kelak mengurus sekolah dan lembaga bisnisnya. Begitu juga kalau dia mempunyai lembaga politik seperti partai.
Kedua, secara politis SBY justru sedang menyelamatkan karir anaknya. Hitungannya begini. Agus berumur 38 tahun dengan pangkat Mayor. Sebagai perbandingan, Prabowo yang disebut berkarir moncer, menjadi Brigjend umur 43 tahun. Beda umur 5 tahun dengan beda 3 pangkat. Pertanyaannya, apakah bisa dalam waktu 5 tahun Agus melewati 3 level pangkat itu? Dari Mayor ke Brigjend selama 5 tahun?
Menurut saya itu berat. Dalam kondisi yang normal, itu bukan sesuatu yang ringan.
Akan bertambah rumit kalau ada aspek politisnya. Karena minimalnya sampai tahun 2019 ketika kekuasaan ada di genggaman Megawati musuh politik bapaknya, pasti sulit bagi Agus Harimurti naik pangkat. Jadi sampai 3 tahun ke depan, rasanya karir Agus bakal mandeg. Apalagi kalau incumbent terpilih lagi untuk dua priode.
Sampai tahun 2029 adalah masa suram bagi karir Agus.
Karena ini Indonesia dan Agus ada dalam lingkaran elite politisi Indonesia. Sepintar-pintarnya seorang Agus, ketika yang berkuasa musuh politik bapaknya, sulit bagi dia untuk melesatkan karirnya.
Memakai logika terbalik, kita bisa lihat pada kasus Puan. Meskipun orang mencibir kalau dia tidak mempunyai kapasitas dan kapabilitas, tapi dia enteng saja kan menjadi Menko. Kita mungkin bingung prestasinya apa, tapi Presiden tidak pernah ragu untuk tidak mereshuffle nya.
Jadi sejatinya, karir Agus sudah tamat sejak dua tahun lalu.
Ketika lawan politik Bapaknya ditahbiskan jadi penguasa baru Indonesia. Karenanya sekarang sekarang SBY sedang mempersiapkan gelanggang baru untuk anaknya yang lebih menantang dan prospektif politik. (Red)
0 komentar:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.